DO’A IFTITAH
Bacaan doa iftitah yang dibaca oleh Rasulullah Saw
bermacam-macam, dalam doa iftitah Nabi Saw mengucapkan pujian, sanjungan, dan
kelimat keagungan untuk Allah. Doa iftitah dipaerintahkan oleh Rasulullah
sebagaimana dalam hadits :
“Tidak sempurna shalat seseorang sebelum dia bertakbir,
memuji Allah ‘azza wa jalla, menyanjungnya, dan membaca ayat-ayat Al-Quran yang
dihafalnya…”. (H.R
Dan dibawah ini merupakan bacaan doa iftitah secara umum,
yang sering dibaca oleh mayoritas orang muslim.
اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا
وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. أِنِّ
وَجَّهْةُ وَجْهِيَ ِللذِيْ فَطَرَالسَّمَوَاتِ وَاْلآَرْضَ حَنِيِيْفًا مُسْلِمًا
وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمْحْيَايَ
وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ
وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allahu Akbaru kabira walhamdu lillahi kathira
wasubhanallahhi bukratau waasila. Inni Wajjahtu wajhia lillazi fataras sama
wati wal ardha hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin. Inna solati wanusuki
wamahyaya wammamati lillahi rabbil’alamin. La syarikalahu wabiza lika umirtu wa
ana minal muslimin.
Artinya:
Allah Maha Besar sebesar-besarnya. Dan puji-pujian bagi Allah
sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah siang dan malam. Kuhadapkan mukaku,
kepada yang menjadikan langit dan bumi, aku cenderung lagi berserah kepada
Allah dan bukanlah aku dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku kuserahkan hanya pada Allah tuhan
seru sekelian alam. Sekali-kali tidaklah aku menyekutukanNya . Dan dengan
demikian aku ditugaskan, dan aku adalah dari golongan orang-orang Muslim
(Islam).
BACAAN SHOLAT
DHUHA
Pengertian Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira jam 9.00 ). Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi : ” Allah berfirman : “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya “ (HR.Hakim dan Thabrani).
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira jam 9.00 ). Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi : ” Allah berfirman : “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya “ (HR.Hakim dan Thabrani).
Hadits Rasulullah SAW terkait Shalat Dhuha
Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan
untuknya istana disurga” (H.R. Tirmiji dan Abu Majah)
“Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng,
akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (H.R
Tirmidzi)
“Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat
dan bersalam tiap dua rakaat.” (HR Abu Daud)
“Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,”Nabi SAW keluar ke
penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau bersabda,?Shalat awwabin
(duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).” (HR Ahmad Muslim dan
Tirmidzi)
“Rasulullah bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT
berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat
shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore
harinya.” (HR Hakim & Thabrani)
“Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat
shalatnya setelah shalat shubuh karena melakukan i’tikaf, berzikir, dan melakukan
dua rakaat shalat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka
dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu
Daud)
Manfaat dan Makna Shalat Dhuha
Ada yang mengatakan bahwa shalat dhuha juga disebut shalat awwabin. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa keduanya berbeda karena shalat awwabin waktunya adalah antara maghrib dan isya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat dhuha juga disebut shalat awwabin. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa keduanya berbeda karena shalat awwabin waktunya adalah antara maghrib dan isya.
Waktu shalat dhuha dimulai dari matahari yang mulai
terangkat naik kira-kira sepenggelah dan berakhir hingga sedikit menjelang
masuknya waktu zhuhur meskipun disunnahkan agar dilakukan ketika matahari agak
tinggi dan panas agak terik.
Adapun diantara keutamaan atau manfaat shalat dhuha ini
adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Dzar
bahwa Rasulullah saw bersabda,”Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk
setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab setiap kali bacaan tasbih
adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain
agar melakukan amal kebaikan adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak
melakukan keburukan adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu maka
cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”
Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari
Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas
tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya,”Siapakah yang mampu melaksanakan
seperti itu, wahai Rasulullah saw?” Beliau saw menjawab,”Dahak yang ada di
masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan,
maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu
semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”
Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu
Hurairoh berkata,”Nabi saw kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku,
yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan
mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum tidur.”
Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah
bahkan para ulama Maliki dan Syafi’i menyatakan bahwa ia adalah sunnah
muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk
tidak mengerjakannya.
Cara Melaksakan Shalat Dhuha :
Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid (tidak berjamaah), caranya sebagai berikut:
Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid (tidak berjamaah), caranya sebagai berikut:
• Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram
• “Aku niat shalat sunah Dhuha karena Allah”
• Membaca doa Iftitah
• Membaca surat al Fatihah
• Membaca satu surat didalam Alquran.Afdholnya rakaat pertama surat Asysyams dan rakaat kedua surat Allail
• Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali
• I’tidal dan membaca bacaanya
• Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
• Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
• Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
• Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.
• “Aku niat shalat sunah Dhuha karena Allah”
• Membaca doa Iftitah
• Membaca surat al Fatihah
• Membaca satu surat didalam Alquran.Afdholnya rakaat pertama surat Asysyams dan rakaat kedua surat Allail
• Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali
• I’tidal dan membaca bacaanya
• Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
• Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
• Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
• Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ،
وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ،
وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ
رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ
وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ
كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ
وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA,
WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL
ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA
FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN
FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA
JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBADIKASH SHALIHIN.
Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah
waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu,
kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku,
apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di
dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram
sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu
(Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada
hamba-hambaMu yang soleh”.
DOA SEBELUM TIDUR
Doa Memohon Dikasihani Bila Diambil Nyawanya dan Dipelihara
Jika Dihidupkan Kembali
بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي
وَبِكَ أَْرْفَعَُهُ فَإِن أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْْ
سَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحيْنَ
BISMIKA RABBII WA DHA’TU JAMBII, WA BIKA ARFA’UH, FA IN
AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA, WA IN ARSALTAHAA FAHFAZHHAA, BIMAA TAHFAZHU BIHII
‘IBAADAKASH SHAALIHIIN.
Artinya: “Dengan menyebut nama-Mu, wahai Tuhanku, aku
baringkan lambungku; dan dengan menyebut nama-Mu, aku angkat lambungku. Jika
Engkau ambil nyawaku, kasihanilah dia; dan jika Engkau lepaskan, peliharalah
dia dengan cara yang Engkau lakukan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Doa Memohon Dipelihara dari Siksa Neraka
(اَللّهُمَّ قِنِيْ عَدَابَكَ يَوْمَ
تَبْعَثُ عِبَادَكَ (3
ALLAHUMMA QINII ‘ADZAABAKA YAUMA TAB’ATSU ‘IBAADAK. (3X)
Artinya: “Ya Allah, peliharalah diriku dari siksa-Mu pada
saat Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu.” (3X) (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Doa Memohon Dimatikan dan Dihidupkan sebagai Muslim
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ اَمُوتُ وَأَحْيَا
BISMIKA ALLAAHUMMA AMUUTU WA AHYAA.
Artinya: “Dengan menyebut nama-Mu, wahai Tuhanku, aku mati
dan aku hidup.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa Memohon Dicukupi dan Dilindungi
…اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي اَطْعَمَنَا
وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا
ALHAMDU LILLAAHIL LADZII ATH’AMANAA WA SAQAANAA ,
WA KAFAANAA ,
WA AAWAANAA,…
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memberi makan
dan minum kepada kami, mencukupkan, dan memberi perlindungan kepada kami,…”
(HR. Muslim)
Doa Apabila Susah Tidur
اللّهُمَّ غََارَتِ النَُّّجُومُ
وَهَدَأتِ الْعُيُونُ وَأَنتَ حَيٌّ قَيُّْومٌ لاَّ تَأْخُذُكَ سِنَةٌ وََّلاَ
نَوْمٌ يَاحَيُّ يَاقَيُّْمُ أَهْدِيْ لَيْلِي وَأَنِمْ عَيْنِي
ALLAHUMMA GHAARATIN NUJUUMU WA HADA’ATIL ‘UYUUNU WA ANTA
HAYYUN QAYYUUMUL LAA TA’KHUDZUKA SINATUW WA LAA NAUUM, YAA HAYYU YAA QAYYUUMU
AHDI’LAILII, WA ANIM ‘AINII.
Artinya: “Ya Allah, bintang-bintang tenggelam dan semua mata
tertidur lelap, sedangkan Engkau Mahahidup abadi lagi terus-menerus mengurus
makhluk-Mu, Engkau tidak pernah terkena kantuk dan tidak pula tidur. Wahai Yang
Mahahidup abadi lagi terus-menerus mengurus makhluk, tenangkanlah malamku dan
pejamkanlah mataku.” (HR. Ibnu Sunni)
Doa ketika Terbangun karena Terkejut
أَعُوْذُبِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ
مِنْ غَضَبِهِ وَعِقاَ بِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ
وَ أَنْ يَّخْضَُرُونِ
A’UUDZU BI KALIMAATILLAAHIT TAAMMAATI MIN GHADHABIHII WA ‘IQAABIH , WA SYARRI ‘IBAADIH , WA
MIN HAMAZAATISY SYAYAATHIINI WA AY YAHDHURUUN.
Artinya: “Aku berlindung (kepada Allah) dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka dan siksa-Nya, dan
hembusan-hembusan setan, agar mereka tidak menyentuhku.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi)
Doa ketika Bermimpi Buruk
أَعُوْذُبِ اللهِ مِنَ الشَّيَاطِيْنِ
وَ مِنْ شَرِّ مَا رَآى
A’UUDZU BILLAAHI MINASY SYAITHAANI WA MIN SYARRI MAA RA’AA.
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan dan dari
segala hal yang tidak baik dalam mimpi.” (HR. Muslim)
DOA BANGUN TIDUR
Doa Memohon Dihidupkan kembali dalam Keadaan Baik
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَحْيَانَا
بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
ALHAMDU LILLAHIL LADZII AHYAANAA BA’DA MAA AMAATANAA WA
ILAIHIN NUSYUUR.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan
kami setelah mematikan kami; dan hanya kepada-Nya lah tempat kembali.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Doa Memohon Diberi Kesehatan dan Dibantu untuk Mengingat-Nya
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِي وَ رَدََّ عَلَيَّ رُوْحِِي وَ أَذِنَ لِي بِذِكَْرِهِ
ALHAMDU LILLAHIL LADZII ‘AAFAANII FII JASADII ,
WA RADDA ‘ALAYYA RUUHII , WA
ADZINA LII BI DZIKRIHI.
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang memberikan kesehatan
pada tubuhku, mengembalikan ruhku kepada diriku, dan mengizinkan aku untuk
menginginkan-Nya.” (HR. Tirmidzi)
Doa Memakai Pakaian
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي كَسَانِي هَذَا (الثَّوبَ) وَرَزَقْنِيهِ مِنْ غَيْرِ تَوْلٍ مِنِّي وََلاَ قُوَّةٍ
ALHAMDU LILLAAHIL LADZII KASAANII HAADZATS TSAUBA WA
RAZAQNIIHI MIN GHAIRI HAULIM MINNII WA LAA QUWWAH.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah mengenakan
pakaian ini kepadaku dan mengaruniakannya kepadaku, padahal diriku tidak
mempunyai daya dan kekuatan.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Doa Memakai Pakaian Baru
اللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنتَ كَسَوْتَنِيهِ أَسْأَ لُكَ مِنْ خَيْرٍهِ وَخَيْرٍ مَا صُنِعَ لَهُ وََ أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَ شَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ
ALLAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA KASAUTANIIH, AS’ALUKA MIN
KHAIRIHII WA KHAIRI MAA SHUNI’A LAH, WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHII WA SYARRI
MAA SHUNI’A LAH.
Artinya: “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau lah yang
mengenakan pakaian ini kepadaku. Aku memohon kepada-Mu kebaikan dari pakaian
ini dan kebaikan pemakaiannya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pakaian
ini dan semua keburukan pemakaiannya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Doa Melepaskan
Pakaian
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
BISMILLAAHIL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWA.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang tiada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia.” (HR. Ibnu Sunni)
Kita sebagai hamba-Nya hanya bisa berdoa dan berusaha,
sedangkan yang menentukan adalah Allah SWT. Allah SWT telah memerintahkan
hamba-Nya untuk berdoa, sebagaimana Firman-Nya dalam Q.S Al-Mukmin :
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’”. (QS.
Al-Mukmin 40: 60)
Untuk itu, marilah kita jangan sungkan-sungkan untuk selalu
berdoa, meminta kepada Allah agar kita terjaga dari godaan-godaan syaitan yang
terkutuk, selamat dunia akhirat, menjadi manusia yang berguna, berbakti kepada
nusa, bangsa serta agama. Dan dibawah ini merupakan kumpulan waktu doa mustajab
atau waktu-waktu dimana doa kita mudah dikabulkan serta dilengkapi dengan
hadist-hadits yang menerangkan tentang doa mustajab.
1. Do’a Seorang Muslim Untuk Saudaranya Tanpa Dia Ketahui
Diriwayatkan dari Abu Darda’ ra., bahwasanya ia berkata, “Apabila seorang Muslim mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka pasti malaikat yang ditugaskan (kepadanya) akan mengucapkan, “Engkaupun akan mendapatkan yang semisalnya”. (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Darda’ ra., bahwasanya ia berkata, “Apabila seorang Muslim mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka pasti malaikat yang ditugaskan (kepadanya) akan mengucapkan, “Engkaupun akan mendapatkan yang semisalnya”. (HR. Muslim)
2. Do’a Orang Yang Teraniaya
Ketika Rasulullah SAW mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau bersabda kepadanya, “Takutlah kalian terhadap do’a orang yang dizhalimi, karena tidak ada hijab antara do,a itu dengan Allah” (HR. Bukhari)
Ketika Rasulullah SAW mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau bersabda kepadanya, “Takutlah kalian terhadap do’a orang yang dizhalimi, karena tidak ada hijab antara do,a itu dengan Allah” (HR. Bukhari)
3. Do’a Orang Tua Untuk Anaknya
4. Do’a Seorang Musafir
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga do’a mustajab yang tidak diragukan
lagi, yaitu do’a orang yang teraniaya, do’a musafir, dan do,a orang tua untuk
anaknya” (HR. Tirmidzi, dll. Dinilai hasan oleh al-Albani)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “
5. Do’a Orang Yang Berpuasa Ketika Berbuka
6. Do’a Pemimpin Yang Adil
Dari Abu Hurairah ra., secara marfu’, “Ada
tiga golongan yang do’anya tidak ditolak, orang yang berpuasa hingga berbuka, do’a
pemimpin yang adil dan do’a orang yang teraniaya. Allah akan mengangkat do’a
mereka ke atas awan, membukakan pintu-pintu langit untuknya, dan berfirman,
‘Demi kemuliaan-Ku, sungguh, Aku akan menolongmu walaupun dengan selang waktu’”
(HR. Tirmidzi, dll. Dinilai hasan oleh al-Albani)
Dari Abu Hurairah ra., secara marfu’, “
7. Doa Anak Shaleh
Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
ra., “Apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara,
yaitu sedekah jariyyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang
mendo’akan orang tuanya” (HR. Muslim)
8. Do’a Orang Yang Berada Dalam Keadaan Darurat
Allah SWT berfirman: “Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”. (QS. An-Naml 27: 62)
Allah SWT berfirman: “Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”. (QS. An-Naml 27: 62)
9. Do’a Orang Yang Tidur Dalam Keadaan Suci Dan Berdzikir
Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apabila seorang muslim tidur dalam keadaan berdzikir dan suci, lalu terbangun di malam hari, kemudian berdo’a kepada Allah SWT meminta kebaikan dunia dan akhirat, maka pasti Allah akan memberikan kepadanya”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dinyatakan Shahih oleh al-Albani)
Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apabila seorang muslim tidur dalam keadaan berdzikir dan suci, lalu terbangun di malam hari, kemudian berdo’a kepada Allah SWT meminta kebaikan dunia dan akhirat, maka pasti Allah akan memberikan kepadanya”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dinyatakan Shahih oleh al-Albani)
10. Berdo’a Dengan Menggunakan Do’a Dzun Nun (Do’a Nabi
Yunus alaihissalam)
Dari Sa’ad bin Abi Waqash ra., ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Do’a Dzun Nun (Nabi Yunus alaihissalam) ketika berada di dalam perut ikan: ‘Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu min Azh-zhaalimiin’. Jika seorang berdo’a dengannya memohon sesuatu, niscaya Allah akan mengabulkannya’” (HR. Tirmidzi dll., dinyatakan shahih oleh al-Albani)
Dari Sa’ad bin Abi Waqash ra., ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Do’a Dzun Nun (Nabi Yunus alaihissalam) ketika berada di dalam perut ikan: ‘Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu min Azh-zhaalimiin’. Jika seorang berdo’a dengannya memohon sesuatu, niscaya Allah akan mengabulkannya’” (HR. Tirmidzi dll., dinyatakan shahih oleh al-Albani)
11. Do’a Orang Yang Terbangun Di Malam Hari Dengan Do’a Yang
Ma’tsur
Dari Ubadah bin Shamit ra., dari nabi Muhammad SAW,
bahwasanya beliau bersabda, “Brangsiapa yang terjaga di malam hari, lalu
mengucapkan: ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku
walahul hamdu, wahuwaa ‘alaa kulli syai’in qadiir, Alhamdulillaah,
wasubhanallaah, wa laa ilaaha illallaah, wallahu akbar, wa laa haula wa laa
quwwata illaa billaah’ (Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nyalah seluruh kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, tidak ada
Tuhan selalin Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah). Kemudian mengucapkan: ‘Allahummaghfir lii’ (Ya
Allah, ampunilah aku). Atau do’a yang lain, niscaya akan dikabulkan do’anya.
Jika ia berwudhu’ dan shalat, maka diterimalah shalatnya” (HR. Bukhari, dll)
12. Do’a Anak Yang Berbakti Kepada Kedua Orang Tuanya
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga, lalu ia bertanya, ‘Dari mana aku memperoleh derajat ini?’. Allah SWT berfirman, ‘Dengan permohonan ampun anakmu untukmu’” (HR. Ahmad, sanadnya dinyatakan shahih olh Ibnu Katsir)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga, lalu ia bertanya, ‘Dari mana aku memperoleh derajat ini?’. Allah SWT berfirman, ‘Dengan permohonan ampun anakmu untukmu’” (HR. Ahmad, sanadnya dinyatakan shahih olh Ibnu Katsir)
13. Do’a Orang Yang Menunaikan Haji, Umrah Dan Berperang Di
Jalan Allah SWT
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra., dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang menunaikan haji, dan orang yang menunaikan umrah adalah utusan-utusan yang menghadap kepada Allah. Mereka dipanggil oleh-Nya, lalu mereka memenuhi panggilan-Nya, dan mereka pun meminta kepada-Nya, maka Allah akan memberinya” (HR. Ibnu Majah, dinyatakan hasan oleh al-Albani)
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra., dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang menunaikan haji, dan orang yang menunaikan umrah adalah utusan-utusan yang menghadap kepada Allah. Mereka dipanggil oleh-Nya, lalu mereka memenuhi panggilan-Nya, dan mereka pun meminta kepada-Nya, maka Allah akan memberinya” (HR. Ibnu Majah, dinyatakan hasan oleh al-Albani)
14. Do’a Orang Yang Banyak Berdzikir Kepada Allah SWT
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Ada tiga golongan yang do’anya tidak akan ditolak, yaitu orang yang banyak berdzikir kepada Allah, orang yang teraniaya, dan pemimpin yang adil” (HR. al-Baihqi dan ath-Thabrani, dinyatakan hasan oleh al-Albani)
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Ada tiga golongan yang do’anya tidak akan ditolak, yaitu orang yang banyak berdzikir kepada Allah, orang yang teraniaya, dan pemimpin yang adil” (HR. al-Baihqi dan ath-Thabrani, dinyatakan hasan oleh al-Albani)
15. Do’a Orang Yang Dicintai Dan Diridhai Oleh Allah SWT
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT berfirman, ‘Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku, maka sungguh Aku menyatakan perang dengannya. Hamba-Ku tidak akan dapat mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku terus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan nafil, sehingga Aku mencintainya. Maka jika Aku telah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia memegang dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku akan memberinya. Jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti Aku akan melindunginya. Aku tidak pernah ragu-ragu dalam sesuatu yang Aku kerjakan seperti keraguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin. Hal itu karena ia tidak suka mati, sedangkan Aku tidak suka keburukan terjadi kepadanya’” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT berfirman, ‘Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku, maka sungguh Aku menyatakan perang dengannya. Hamba-Ku tidak akan dapat mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku terus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan nafil, sehingga Aku mencintainya. Maka jika Aku telah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia memegang dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku akan memberinya. Jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti Aku akan melindunginya. Aku tidak pernah ragu-ragu dalam sesuatu yang Aku kerjakan seperti keraguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin. Hal itu karena ia tidak suka mati, sedangkan Aku tidak suka keburukan terjadi kepadanya’” (HR. Bukhari)
16. Orang Yang Memperbanyak Berdoa Pada Saat Lapang Dan
Bahagia
Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda. “Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang”. (HR. Tirmidzi, dan al-Hakim. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi dan di hasankan oleh Al-Albani).
Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda. “Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang”. (HR. Tirmidzi, dan al-Hakim. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi dan di hasankan oleh Al-Albani).
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits di atas
adalah hendaknya seseorang memperbanyak doa pada saat sehat, kecukupan dan
selamat dari cobaan, sebab ciri seorang mukmin adalah selalu dalam keadaan
siaga sebelum membidikkan panah. Maka sangat baik jika seorang mukmin selalu
berdoa kepada Allah sebelum datang bencana berbeda dengan orang kafir dan
zhalim sebagaimana firman Allah SWT.
“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon
(pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya ; kemudian apabila
Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah
dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu”. (QS. Az-Zumar
: 8).
Dan firman Allah SWT:
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami
dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan
bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat),
seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya
yang telah menimpanya”. (QS. Yunus : 12)
17. Doa Orang Dalam Keadaan Terpaksa.
Allah SWT berfirman. “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu menginga(Nya)”. (QS. An-Naml : 62)
Allah SWT berfirman. “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu menginga(Nya)”. (QS. An-Naml : 62)
Imam As-Syaukani berkata bahwa ayat diatas menjelaskan
betapa manusia sangat membutuhkan Allah dalam segala hal terlebih orang yang
dalam keadaan terpaksa yang tidak mempunyai daya dan upaya. Sebagian ulama
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orang terpaksa adalah orang-orang yang
berdosa dan sebagian yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud terpaksa adalah
orang-orang yang hidup dalam kekurangan, kesempitan atau sakit, sehingga harus
mengadu kepada Allah. Dan huruf lam dalam kalimat Al-Mudhthar untuk menjelaskan
jenis bukan istighraq (keseluruhan). Maka boleh jadi ada sebagian orang yang
berdoa dalam keadaan terpaksa tidak dikabulkan dikarenakan adanya penghalang
yang menghalangi terkabulnya doa tersebut. Jika tidak ada penghalang, maka
Allah telah menjamin bahwa doa orang dalam keadaan terpaksa pasti dikabulkan. Yang
menjadi alasan doa tersebut dikabulkan karena kondisi terpaksa bisa mendorong
seseorang untuk ikhlas berdoa dan tidak meminta kepada selain-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar